Jumat, 13 Juli 2012

teori biaya produksi


Teori Biaya Produksi

qBiaya atau ongkos produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi.
qSalah satu maksimisasi keuntungan produsen/ perusahaan adalah dengan minimisasi biaya produksi.
qOpportunity Cost, selisih biaya produksi tertinggi terhadap biaya produksi alternatif atas  sumber daya yang digunakan.
qBiaya Eksplisit, pengeluaran aktual (secara akuntansi) perusahaan untuk penggunaan sumber daya dalam proses produksi.
qBiaya Implisit, biaya ekonomi perusahaan atas penggunaan sumber daya yang ditimbulkan karena proses produksi
Hubungan Biaya Produksi dengan Hasil Produksi
ØBiaya = f (Q)  dimana Q = Output
ØOutput = f(X)  dimana X = Input
ØFungsi Biaya Produksi, hubungan input dan output (besarnya biaya produksi dipengaruhi jumlah output, besarnya biaya output tergantung pada biaya atas input yang digunakan).
ØPerilaku biaya produksi , dipengaruhi;
1.Karakteristik fungsi produksi
2.Harga input yang digunakan dalam proses produksi.
Analisis Biaya Produksi Jangka Pendek
Dalam analisis biaya jangka pendek sebahagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya.
3 konsep (fungsi) tentang biaya produksi, yaitu;
1.Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost),
  TFC = f (Konstan).
2.Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost), TVC = f (output atau Q).
3.Total Cost (Total Cost), TC = TFC + TVC
Biaya Produksi Jangka Pendek
Biaya Total (TC) adalah keseluruhan jumlah ongkos produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Jumlah antara total biaya tetap dan biaya variabel produksi.
Total biaya tetap (TFC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya.
Total variable cost (TVC) adalah keseluruhan biaya untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya.
Biaya tetap rata-rata (AFC) adalah perbandingan antara total biaya tetap (TFC) dengan jumlah produksi yang dihasilkan (Q)
Biaya variabel rata-rata (AVC) adalah perbandingan antara total biaya variabel (TVC) dengan jumlah produksi yang dihasilkan (Q)
Biaya total rata-rata (AC) adalah perbandingan antara biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang dengan jumlah produksi yang dihasilkan (Q).
Marginal Cost (MC) adalah perbandingan antara kenaikan ongkos produksi total yang dihasilkan dengan kenaikan jumlah produksi yang dihasilkan.




kumpulan tugas


Latihan 1

Diketahui : Qsx = 20 + 10 Px – 5C + 15 Tek.
     Kondisi awal :       Px = 5                Kondisi kedua :       Px = 5
                                    C = 10                                                 C = 15
                                    Tek. = 15                                                        Tek. = 20
Berapa Qsx nya dan analisiskan ?


Jawab :

I.                    Qsx = 20 + 10 Px – 5C + 15 Tek.
Qsx = 20 + 10 (5) – 5 (10) + 15 (15)
Qsx = 20 + 50 – 50 +225
Qsx = 245
                                                                                   Δ Qsx = 50
II.                  Qsx = 20 + 10 Px – 5C + 15 Tek.
Qsx = 20 + 10 (5) – 5 (15) + 15 (20)
Qsx = 20 + 50 – 75 + 300
Qsx = 295

-           Jika Px tetap, C naik dan Teknologi Tetap
 Qsx = 20 + 10 Px – 5C + 15 Tek.
 Qsx = 20 + 10 (5) – 5 (15) + 15 (15)                     Qsx = -25
 Qsx = 20 + 50 – 75 + 225
       Qsx = 220
                                                                                                                   Δ Qsx = 50
-           Jika Px tetap, C tetap dan Teknologi Naik
 Qsx = 20 + 10 Px – 5C + 15 Tek.
 Qsx = 20 + 10 (5) – 5 (10) + 15 (20)                     Qsx = 75
 Qsx = 20 + 50 – 50 + 300
 Qsx = 320














Latihan  2

Diketahui :  Qdx = 80 Py – 0,5 Py²
Jika Py = 10 /Unit
Tentukan koefisien cross elastisitasnya?


Jawab :
Qdx  =  80 Py – 0,5 Py²

Ed    =  = 80 – Py

Qdx  = 80 – Py                 Qdx = 80-10 = 70

Py = 10                Qdx = 70                            TR = Qdx.Py  = 700

Ed = -   = - 0,14

Barang tersebut bersifat inelastis karena Ed < 1

























Latihan 3

1.      Diketahui hubungan barang X dan Y
Y = 500 – 0,065 X²
Harga = Px = 10
                        Py = 2
Berapakah jumlah barang X dan Y agar tercapai kepuasan yang maksimum ?

2.      Manakah elastisitas silang dari permintaan yang anda perkirakan positif (+) dan mana yang negatif (-) :
a.    Bola tenis dan Raket tenis
b.    Bola tenis dan bola golf
c.     Tukang gigi dan sikat gigi
d.    Tukang gigi dan permen
e.    Sirup dan es batu
Buatlah data hipotesisnya?


Jawab :

1.      Y = 500 – 0,065 X2
Px = 10                       Py = 2
I = 500

Px (x) + Py (y) = I
10 (x) + 2 (500 – 0,065X2) = 500
10X + 2(500) . 2(-0,065X2) = 500
10X + 1000 – 0,13X2 = 500
- 0,13X2 + 10X +1000 -500 = 0
-0,13X2 + 10X + 500 = 0
X12 =

Tinjau             X1 =
            X1 = -34
Tinjau  X2 = =
X2 = 111

            Y = 500 – 0,065 (-34)2
                = 500-75
                = 425
Konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum jika mengurangi konsumsi barang X sebanyak 34 unit dan menambah konsumsi barang Y sebanyak 425 unit

2.a. Bola tenis dan Raket tenis

Px awal tenis = 30.0000                   Px ke dua = 45.000
Qx awal raket tenis = 250                Qx ke dua = 115


Elastisitas silang =




  = -0,9

Bola tenis dan Raket tenis memiliki koefisien elastisitas silang bernilai negatif karena nilai Ec = - 0,9 atau Ec < 0.


b.      Px awal tenis = 20.0000                   Px ke dua = 35.000
Qx awal golf = 400                Qx ke dua = 600
Elastisitas silang =



  = 0,90

Bola tenis dan Bola golf memiliki koefisien elastisitas silang bernilai positif  karena nilai Ec = 0,90 atau Ec > 0.



c.       Px tukang gigi = 80.000                    Px kedua = 100.000
Qx sikat gigi = 125                 Qx kedua = 275
Elastisitas silang =



  = 1,42

Tukang gigi dan Sikat gigi memiliki koefisien elastisitas silang bernilai positif  karena nilai Ec = 1,42 atau Ec > 0.

d.      Px awal tukang gigi = 70.000           Px kedua = 90.000
Qx awal permen = 180                     Qx kedua = 112
Elastisitas silang =



  = - 0,16

Tukang gigi dan Permen memiliki koefisien elastisitas silang bernilai negatif  karena nilai Ec = - 0,21 atau Ec < 0.

e.       Px awal sirup = 15.000                     Px kedua = 22.000
Qx awal es batu = 25                        Qx kedua = 13
Elastisitas silang =



  = - 0,44

Sirup dan Es batu memiliki koefisien elastisitas silang bernilai negatif  karena nilai Ec = - 0,44 atau Ec < 0.

















TEORI PERILAKU KONSUMEN

            Tujuan utama konsumen adalah mengkonsumsi suatu barang/jasa yang dijual di pasar adalah untuk memaksimumkan kepuasan total (total satisfaction). Para ahli ekonomi menyebutkan kepuasan total ini sebagai utilitas total (total utility) dari konsumen yang diperoleh ketika mengkonsumsi suatu barang/jasa. Dengan demikian utilitas total (total utility) dari konsumen yang diperoleh ketika mengkonsumsi suatu barang/jasa dapat didefinisikan sebagai kepuasan total yang diperoleh dari sejumlah item per periode waktu. Sehingga fungsi utilitas total menunjukkan hubungan antara kepuasan total yang diterima melalui konsumsi barang/jasa dan tingkat konsumsi dari konsumen itu.
Kepuasan konsumen adalah suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui barang/jasa yang dikonsumsi, mengkonsumsi barang/jasa akan menghasilkan kepuasan yang sering disebut guna/utility. Asumsi-asumsi didalam teori prilaku konsumen antara lain :
1.      Asumsi rasionalitas, konsumen senantiasa berusaha menggunakan pendapatannya, yang jumlahnya terbatas untuk memperoleh barang/jasa yang menurut perkiraan akan mendatangkan  kepuasan maksimum.
Secara matematiknya :
            M = BL
            M = (Px1.Qx1) + (Px2.Qx2) + ... + (Pxn.Qxn)
Dimana : M = Pendapatan uang konsumen
                 BL = Budget Line (garis anggaran pengeluaran konsumen)
                 Px = Tingkat harga barang
                 Qx = Jumlah barang yang dikonsumsi
2.      Konsumen mempunyai pengetahuanyang sempurna. Konsumen diasumsikan memiliki pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya.
Teori perilaku konsumen mengenal 2 macam pendekatan yaitu :
1.      Pendekatan kardinal atau teori kardinal disebut juga dengan pendekatan nilai guna. Asumsi bahwa kepuasan konsumen dapat diukur secara nominal.
2.      Pendekatan teori ordinal atau teori ordinal disebut juga denganpendekatan kurva indiferensi, kepuasan konsumen tidak dapat dihitung tapi hanya dapat membandingkan tinggi rendahnya kepuasan konsumen dengan menggunakan konsep kurva indiferensi.


I.         TEORI ORDINAL
Menggunakan asumsi-asumsi dasar yaitu :
1.      Kepuasan adalah ordinal. Meskipun kepuasan tidak dapat diukur secara kardinal tapi dapat diukur secara ordinal. Misalnya kesatu, kedua dan seterusnya yaitu dapat diperbandingkan dan dapat disusun dalambentuk ranking atau urutan tinggi rendahnya kepuasan.
2.      Menurunya Marginal Rate of Substitusi (MRS)disebut juga tingkat substitusimarjinal yang semakin menurun. MRS adalah suatu tingkat dimana konsumen rela mensubstitusikan konsumsi barang tertentu dan menggantikan satu unit barang lain agar mempertahankan tingkat utilitas sehingga akan tetap beradapada tingkat kepuasan yang sama.
3.      Fungsi kepuasan total mempunyai bentuk :
U = f(x1,x2,......,xn)
Dimana U = Tingkat kepuasan
               X = Jumlah barang yang dikonsumsi
4.      Asumsi konsistensi dan transitivitas yang secara singkat dapat dijelaskan :
a.       Konsistensu menghendakai misalnya kalau A > B, maka haruslah B < A
b.      Transitivitas  menghendaki misalnya kalau A > B dan B > C, maka haruslah A > C

            Adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi 2 macam barang/jasa yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Seorang konsumen memiliki jumlah kurva indiferensi yang membentuk sekumpulan kurva indiferensi disebut peta indiferens. Penggunaan asumsu 2 macam barang misalnya X1 dan X2, hanyalah untuk menyederhanakan permasalahan. Dalamdunia nyata konsumen menghadapi tidak hanya 2 macam barang/jasa konsumsi saja melainkan berbagaimacam barang/jasa konsumsi.

I.2. Sifat-sifat Kurva Indiferensi
1.       Semakin jauh kurva indiferensi dan titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasannya. Kumpulan kurva indiferensi hanya mengatakan makin kekanan atas tingkat kepuasannya makin tinggi tapi tidak dapat menyatakan berapa kali lipat.
2.       Kurva indiferensi menurun dari kiri atas kekanan bawah. Berarti mempunyai lereng yang negatif, mempunyai makna supaya konsumen memperoleh kepuasan yang sama seperti smeula. Maka berkurangnya jumlah konsumsi suatu barang harus diimbangi dengan bertambahnya konsumsi barang lain.
3.       Kurva indiferensi cembung terhadap titik origin. Bahwa sebagai akibat tingkat substitusi marjinal dan barang X2 untuk barang X1 terus menurun dengan meningkatnya konsumsi barang X1.
4.       Kurva indiferensi tidak saling berpotongan dan merupakan fungsi kontinu. Meskipun kurva indiferensi tidak perlu sejajar satu dengan yang lainnya, akan tetapi kurva indiferensi tidak saling berpotongan. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi 2 barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan yang sama.

I.3. Tingkat Substitusi Marginal atau MRS
            MRS barang konsumsi X2 untuk konsumsi barang X1 dapat didefinisikan bahwa berapa banyak barang X2 yang harus disubstitusikan untuk menambah konsumsi 1 unit barang X1 demi menjaga tingkat kepuasan yang sama dapat ditulis MRSx1x2 = (-Δx2/Δx1).
            Contohnya konsumen rela mengurangi konsumsi X2 sebesar 1 unit untuk memperoleh tambahan konsumsi barang X1. Artinya tingkat substitusi marjinal dari barang X2 untuk barang X1 adalah sama dengan rasio dari utilitas marjinal barang X1 terhadap utilitas barang X2. Secara matematiknya :
            MRSx1x2 = (MUx1/MUx2)

I.4. Garis Anggaran (Budget Line)
            Merupakan garis yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi 2 macam barang per satuan waktu yang dapat dibeli oleh konsumen dan membutuhkan biaya yang sama besar. Persamaan garis anggaran :
            M = (Qx1.Px1) + (Qx2.Px2)
Dengan demikian persamaan hubungan ketergantungan antar barang konsumsi yang sedang dipertimbangkan konsumen untuk dibeli adalah
            Qx2 = (M/Px2) – (Px1/Px2) Qx1
Selama garis yang menggambarkan persamaan tersebut mempunyai nilai kemiringan negatif, maka nilai kemiringan garis anggaran tersebut ditentukan oleh
            -(OA/OB) = -(M/Px2) / (M/Px1) = - (Px1/Px2)
 











                  0       x1a   x1b   x1c                      x1
Gambar 1. Kurva Garis Anggaran

Tabel 1. Contoh Kombinasi barang X1 dan barang X2
Titik kombinasi Konsumsi (x1,x2)
Qx1
Qx2
Anggaran Pengeluaran (M)
A
0
4
1000
B
1
3
1000
C
2
2
1000
D
3
1
1000
E
4
0
1000





















 


                               A

                                         B

                                                  C

                                                             D
                                                                   
                                                                       
                        0            1      2     3       4      x1

Gambar 2. Kurva Garis Anggaran Konsumen untuk Barang x1 dan Barang x2
I.5. Perubahan Harga barang dan Pendapatan terhadap perubahan Garis Anggaran Konsumen
1.       Pengaruh perubahan harga barang terhadap perubahan garis anggaran konsumen. Apabila terjadi perubahan harga barang berarti rasio harga diantara barang tersebut akan berubah pula, sehingga akan mempengaruhi slope dari garis anggaran itu karena slope dari garis anggaran itu adalah –(Px1/Px2). Contoh pada tabel 1 persamaan anggaran pengeluaran konsumen sebagai berikut :
250Qx1 + 250Qx2 = 1000 atau Qx2 = 4 – Qx1
            Jika harga X1 turun, maka :
200Qx1 + 250Qx2 = 1000 atau Qx2 = 4 – 0,8Qx1
Jika harga X1 naik, maka :
300Qx1 + 250Qx2 = 1000 atau Qx2 = 4 – 1,2Qx1
            Ketiga persamaan tersebut digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
 











                                    0      1      2      3       4        5    x1
Gambar 3 : Pengaruh Perubahan Harga Barang X1 terhadap Pergeseran Garis Anggaran
2.       Pengaruh perubahan pendapatan terhadap perubahan garis anggaran konsumen. Apabila terjadi perubahan pendapatan untuk membeli barang yang sedang dipertimbangkan oleh konsumen hal ini akan berpengaruh pada pergeseran garis anggaran konsumen tersebut. Persamaan anggaran pengeluaran konsumen sebagai berikut :
250Qx1 + 250Qx2 = 1000 atau Qx2 = 4 – Qx1
                        Jika anggaran pengeluaran konsumen turun, maka :
                        250Qx1 + 250Qx2 = 500 atau Qx2 = 2 – Qx1
            Jika anggaran pengeluaran konsumen naik, maka :
                        250Qx1 + 250Qx2 = 1500 atau Qx2 = 6 – Qx1
Ketiga persamaan tersebut digambarkan dalam grafik sebagai berikut :




 
 









                              0           2         4          6     x1
Gambar 4 : Pengaruh Perubahan Anggaran Pengeluaran terhadap pergeseran Garis Anggaran
I.6. Keseimbangan Konsumen
            Jika peta diferensiasi dan garis anggaran digambarkan secara bersama pada satu kurva, akan diperoleh apa yang dalam ekonomi disebut sebagai kurva keseimbangan konsumen. Kurva ini digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen. Kurva ini menunjukkan pencapaian maksimum utilitas pada kondisi anggaran pengeluaran konsumen yang terbatas yang merupakan titik singgung antara kurva indiferensi dan garis anggaran konsumen.
            Kondisi keseimbangan secara umum yang memaksimumkan utilitas pada anggaran pengeluaran tertentu tercapai apabila rasio utilitas marginal terhadap harga dari masing-masing barang yang dipertimbangkan untuk dikonsumsi adalah sama. Prinsip maksimisasikepuasan yang menuntut kesamaan nilai marginal utility per harga barang tersebut dalam mengalokasikan pendapatan konsumen disebut prinsip kesamaan marginal atau equimarginal principle.

I.7. Perubahan Harga Barang terhadap Keseimbangan Konsumen
1.      Kurva konsumsi harga. Dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik keseimbangan konsumen pada berbaga8i rasio harga sebagai akibat perubahan harga suatu barang, dimana pendapatan nominalnya tetap.
2.      Kurva permintaan. Secara konseptual kurva permintaan diturunkan dari kurva konsumsi harga dalam kurva keseimbangan konsumen. Contoh pada abel 1 diasumsikan pada saat harga X1 250/unit, jumlah konsumsi barang X1 sebesar 2 unit, jika harga X1 naik jadi 300/unit jumlah konsumsi barangnya menjadi 1,67 unit, dan jika harga x1 turun menjadi 200/unit maka jumlah konsumsi barangnya mengalami kenaikan menjadi 2,5 unit.
 










                       
                           0         1 1,672,5 3      4        5            Qx1 




200
 
 




                           0         1 1,672,5 3                               Qx1

            Gambar 5 : Kurva Konsumsi harga dan Kurva permintaan

I.8. Perubahan Pendapatan Nominal terhadap Keseimbangan Konsumen
1.      Kurva konsumsi pendapatan. Dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat pendapatan nominal, dimana harga nominal barang tidak berubah. Kemiringan kurva konsumsi pendapatan adalah positif, karena umumnya permintaan terhadap suatu barang meningkat bila pendapatan meningkat.
Terdapat 3 tipe kurva konsumsi pendapatan yaitu lurus, condong kesumbu vertikal, dan condong ke sumbu horizontal. Kurva yang lurus menggambarkan bahwa setiap ada peningkatan pendapatan akan dipergunakan untuk menambah konsumsi barang X1 dan X2 secara seimbang. Kurva yang condong kesumbu horizontal menggambarkan bahwa setiap ada peningkatan pendapatan akanlebih banyak dipergunakan untuk menambah konsumsi barang X1. Kurva yang condong kesumbu vertikal menggambarkan bahwa setiap ada peningkatan pendapatan akan lebih banyak dipergunakan untuk menambah konsumsi barang X2.
2.      Kurva engel. Kurva ini untuk menunjukkan banyaknya barang yang ingin dibeli per unit waktu oleh konsumen pada berbagai tingkat pendapatan. Kurva engel untuk barang yang merupakan kebutuhan pokok perubahan pendapatan nominal tidak berpengaruh terhadap perubahan permintaan. Jika dikaitkan dengan konsep elastisitas maka elastisitas pendapatan dari barang kebutuhan pokok makin kecil bila pendapatan nominal makin tinggi. Kurva engel untuk barang yang merupakan barang mewah, perubahan pendapatan nominal sangat berpengaruh terhadap perubahan permintaan. Jika dikaitkan dengan konsep elastisitas maka pendapatan elastisitas pendapatan dari barang mewah makin besar bila tingkat pendapatan nominal makin tinggi.












                                    0          2           4           6      x1












                                    0          2           4           6       x1
                        Gambar 6 : Kurva Konsumsi Pendapatan dan Kurva Engel

I.9. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan
            Perubahan harga nominal suatu barang mengakibatkan dua hal terhadapjumlah yang diminta konsumen. Pertama, adanya perubahan harga relatif, perubahan ini mendorong konsumen mengubah penggunaan barang yang satu dengan barang yang lain. Jadi perubahan harga relatif sendiri mendorong efek subtitusi dan kedua perubahan harga nominal suatu barang mengakibatkan berubahnya pendapatan riil atau jumlah barang yang dapat dipilih konsumen.
1.      Efek subtitusi dan efek pendapatan untuk barang normal. Bila harga suatu barang berubah, harga barang – barang lain dan pendapatan nominal konsumen tetap, maka konsumen bergerak dari satu titik keseimbangan ke titik keseimbangan yang lain. Dalam keadaan normal, bila harga suatu barang turun maka akan bertambah jumlah yang dibeli. Sebaliknya, jika harga naik maka jumlah yang dibeli akan berkurang. Perubahan jumlah yang dimnta dari satu posisi keseimbangan keposisi keseimbangan yang lain disebut efek total (Total Effect). Efek totel dari suatu perubahan harga adalah seluruh perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai mana konsumen bergerak dari suatutitik keseimbangan ke titik kesimbangan yang lain.
(a)  Efek subtitusi dan efek pendapatan untuk barang normaldalam kasus harga naik. Efek subtitusi dapat didefenisikan sebagai perubahan jumlah barang diminta sebagai akibat perubahan harga relatif sesudah perubahan pendapatan ril konsumen dikonpensir. Dengan kata lain efek subtitusi dapat didefenisikan sebagai perubahan barang yang diminta akibat adanya perubahan harga, bila perubahan tersebut dibatasin pada pergerakan sepanjang kurva indiferensi mula-mula. Jadi dalam hal ini pendapatan ril dianggap tetap. Efek pendapatan adanya peubahan harga suatu barang adalah perubahan suatu barang yang diminta konsumen akibat adanya perubahan pendapatan ril semata-mata, dimana harga barang lain dan pendapatan nominal konsumen tetap.
(b)  Efek subtitusi dan efek pendapatan untuk barang normaldalam kasus harga turun. Untuk barang – barang normal efek pendapatan memperkuat efek substitusi. Jika harga turun berarti penghasilan ril konsumen naik dan untuk barang normal,hal ini berarti jumlah barang yang diminta konsumen akan naik. Tetapi turunnya harga juga menaikan jumlah yang diminta kerena efek substitusi bekerja dalam arah yang sama. Untuk kasus baranng normal jumlah barang yang diminta selalu berakibat secara berlawanan arah dengan perubahan harga.
2.      Efek subtitusi dan efek pendapatan untuk barang inferior. Jika yang harganya berubah bukan barang normal melainkan barang inferior maka efek pendapatanya, secara defenitif, pasti bernilai negatif. Artinya perubahan pendapatan ril akan menimbulkan perubahan tingkat pembelian tetapi dalam arah yang berlawanan. Dengan kata lain barang inferior adalah barang yang arah perubahan jumlah permintaannya berlawanan dengan perubahan pendapatan ril konsumen.
3.      Efek subtitusi dan efek pendapatan untuk barang giffen. Barang giffen (Giffen Good) menunjukan barang yang jumlah permintaanya berubah searah dengan perubahan harga. Untuk kasus barang giffen ini, turunya harga barang mendorong turunya jumlah barang yang diminta, dan naiknya harga mendorong bertambahnya jumlah barang yang diminta, sehingga kurva permintaan konsumennya akan memiliki sudut positif. Efek subtitusi ternyata selalu mensyaratkan hubungan terbalik antara perubahan harga barang dengan perubahan jumlah permintaan atas barang tersebut. Sedangkan efek pendapatan bisa menimbulkan hubungan searah maupun hubungan terbalik antara kedua hal itu, tergantung pada apakah barang yang bersangkutan merupakan barang normal atau inferior ayau giffen. Jadi, untuk semua barang normal efek pendapatan dari perubahan harga memprkuat efek subtitusi.





KUMPULAN TUGAS
EKONOMI MIKRO

OLEH :
Yana Amalia
D1BOO9O24








PROGRAM STUDI / JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012